7 Cahaya Islam - Selama ini kaum Muslim sering menyalahgunakan kalimat Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah). Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengatakan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.
Ungkapan dzikir atau kalimah thayyibah “Subhanallah” sering disalahgunakan dengan kalimat “Masya Allah”. Ucapkan “Masya Allah” kalau kita merasa kagum. Ucapkan “Subhanallah” jika melihat keburukan.
Ucapan Masya Allah
Arti dari ucapan "Masya Allah" yaitu “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan tersebut digunakan sebagai bentuk kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan bahwa “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.
"Masya Allah" diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehenda-Nya.
Berikut adalah firman Allah SWT dalam Al Quran:
“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).
Ucapan Subhanallah
Saat mendengar atau melihat sesuatu yang buruk, ucapkanlah "Subhanallah" sebagai artian bahwa: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi)
“Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).
Jadi, pada intinya, kalimat Subhanallah diucapkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang buruk, bukan sesuatu yang indah. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Subhanallahu wa Ta’ala Maha Suci dari semua keburukan tersebut.
Masya Allah ketika seseorang melihat sesuatu yang indah, karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala. Lalu, bila kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah, padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Insyaa Allah tidak. Allah Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya. Hanya saja, setelah tahu, mari kita ungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi.
sumber : arrahmah
0 komentar:
Posting Komentar